tag:blogger.com,1999:blog-46839714611786654642024-02-20T06:56:22.160+07:00AKU CINTA BATIKBatik Indonesia Beragam Kaya Kreatifitas Anak NegeriLukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-42379647044662253212009-08-16T13:19:00.002+07:002009-08-16T13:31:01.970+07:00Top Google Search EngineAlhamdulillah, dalam beberapa minggu ini blog <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">AKU CINTA BATIK</a> berada pada posisi no wahid mesin pencari google.com dengan kata kunci "<a href="http://www.google.com/search?hl=en&q=aku+cinta+batik&btnG=Search">aku cinta batik</a>". Smoga akan selalu berada pada posisi tersebut.<br />Berbagai macam trik SEO (Search Engine Optimization) telah dilakukan untuk menaikkan posisi blog ini. Pencarian menggunakan google.com bukan menggunakan google.co.id, ini sesuai syarat yang diminta oleh Mr. Yoyon Sugiono selaku owner <a href="http://republikbatik.org/">RepublikBatik.org</a> yang mengadakan lomba SEO tersebut.<br />Harapan saya agar blog ini selalu berada pada posisi nomor wahid. amiiinLukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-50111556739377317712009-06-11T11:10:00.003+07:002009-06-11T11:13:59.060+07:00Batik Aceh<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://acehpedia.org/images/8/87/Batik_aceh.png"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 192px; height: 144px;" src="http://acehpedia.org/images/8/87/Batik_aceh.png" alt="" border="0" /></a>Batik selama ini identik dengan Pulau Jawa, tetapi kenyataannya di NAD juga memiliki kerajinan tradisional yang satu ini. Yang berbeda dari batik Aceh ini tentu saja corak dan motifnya yang khas. <p>Motif batik Aceh menggunakan unsur alam dan budaya dalam paduan warna yang berani yaitu merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya. Motif yang digunakan dalam batik Aceh mengandung makna falsafah hidup masyarakatnya. </p><p>Motif pintu misalnya, menunjukkan ukuran tinggi pintu yang rendah yang melambangkan kepribadian orang Aceh. Rumah adat Aceh memang berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan yang lapang hal ini. Ciri khas itu menandakan bahwa rakyat Aceh memiliki tabiat dan adat-istiadat yang tidak mudah terbuka dengan orang asing, tetapi akan menjadi sangat baik bahkan bagaikan saudara kandung bila sudah saling mengenal. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap rumah adat. Motif itu mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah menerima perbedaan. Sedangkan motif bunga jeumpa-bunga kantil-diambil karena banyak terdapat di Aceh dan bentuknya sangat indah. Kuatnya pengaruh Islam juga turut mewarnai motif-motif batik. Di antaranya ragam hias berbentuk sulur, melingkar, dan garis.<br /></p><p><br /></p><span style="font-style: italic;">sumber : <a href="http://www.batikindonesia.info">batikindonesia.info</a></span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-82195613509831645712009-05-01T23:57:00.003+07:002009-05-02T00:18:08.183+07:00Tips Memilih Batik<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.rinisari.com/wp-content/pics/cantinglq3.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 194px; height: 162px;" src="http://www.rinisari.com/wp-content/pics/cantinglq3.jpg" alt="" border="0" /></a>Sebagai salah satu warisan budaya bangsa, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> / Baju <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> kini menjadi busana resmi yang kian digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Jenisnya pun bervariasi, mulai <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> tulis yang menggunakan canting hingga Baju <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> motif dengan cetakan mesin (print) turut dijajakan di pasaran. Agar Anda bisa membedakan mana yang sesuai dengan selera Anda, ada baiknya jika mengikuti Tips tentang <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> berikut ini!<br /><ol><li>Tentukan Jenis Kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a>, Design <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> yang Anda inginkan.</li><li>Jika dilihat dari proses pembuatan Kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> ada <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> Tulis dan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> Print. <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> tulis memiliki motif yang sama pada bagian dalam dan luar pakaian. Sedangkan, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> print Design <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> lebih terang dibagian luarnya dan agak pudar di bagian dalam pakaian. Untuk memastikannya, Anda bisa menceknya langsung.</li><li>Jika dilihat dari bahannya, ada Model <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> lawas yang awalnya digunakan untuk kain gendongan yang sifatnya mudah sobek. Secara penggunaan bahan ini digemari karena adem dan nyaman kala dipakai. Namun secara tekstur, kainnya lebih tebal.</li><li>Untuk kategori Model <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a>, bahan yg paling baik digunakan biasanya alat tenun bukan mesin (ATBM), biasanya bahan dasar yang digunakan adalah sutera jadi wajar saja jika harganya paling mahal dikelasnya.<span class="fullpost"></li><li>Untuk perawatan, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a> berbahan premium salah satunya sutera harus di dryclean agar lebih awet dan terjaga serat kainnya. ;</li><li>Sedangkan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">batik</a> biasa, pencuciannya direndam tanpa sabun. Hal ini bertujuan untuk menjaga warnanya agar tidak cepat pudar.</li><li>Selalu beli <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">batik</a> asli Indonesia</li></ol><p><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(153, 153, 153);font-size:85%;" >sumber: http://tipshandal.blogspot.com</span></p>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-24390419429016719632009-04-27T12:08:00.002+07:002009-05-03T12:37:19.056+07:00Perusahaan Batik Di Indonesia<ol><li>Gino Valentino, CV.<br />Jl. Nangka Gg. Kenari V No. 17, Denpasar Timur,Denpasar 80231 Bali, Indonesia<br />Fax.(0361) 245233<br />Telp.(0361) 244516<br />Produk : Batik<br /></li><br /><li>Praja Cipta Karya, PT.<br />Jl. Hang Lekir VI No. 5, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120,Indonesia<br />Fax.(021) 7398668<br />Telp.(021) 7243680, Telp.(021) 7398668<br />Produk : Batik garment, Fashion accessories & Ikat printing<br /></li><br /><li>Santha Buana Bali, PT.<br />Jl. Imam Bonjol No. 339 C, Denpasar Barat,Denpasar 80119 Bali,Indonesia<br />Fax.(0361) 484165, Fax.(0361) 483534<br />Telp.(0361) 484653<br />Produk : Garment, batik<br /></li><br /><li>Hanung Craft, PT.<br />Jl. Aria Putra No. 40 RT. 02/02, Ciputat, Jakarta Selatan 12410,Indonesia<br />Fax.(021) 7490963<br />Telp.(021) 70806044, Telp.(021) 7490963<br />Produk : Wood carving, Pottery, Rattan Basket Lombok, Natural Bags, batik garment, Assesories, Wooden animal<br /></li><br /><li>Nadira, CV.<br />Jl. Kuta Resik No. 16, Indihiang, Tasikmalaya 46132 Jawa Barat, Indonesia<br />Fax.(0265) 338225<br />Telp.(0265) 331335<br />Produk : Batik textile sarong</li><span class="fullpost"><br /><li>Batik Riana Kesuma.<br />Jl. Bintaro Utama Block EB 1-71 Sector V, Jakarta Selatan 12330, Indonesia<br />Fax.(021) 7342543<br />Telp.(021) 7374356<br />Produk : Batik garment<br /></li><br /><li>Luwes Putra Batik & HandicraftJl. Mongkoyudan No. 45,Yogyakarta DI Yogyakarta,Indonesia<br />DI Yogyakarta<br />Fax.(0274) 369023, Fax.(0274) 381231<br />Telp.(0274) 378655, Telp.(0274) 376144<br />Handicraft, batik<br /></li><br /><li>Ravena Batik Garmenindo.<br />Jl. Pati Unus No. 46,Pekalongan 51123 Jawa Tengah,Indonesia<br />Fax.(0285) 428048<br />Telp.(0285) 428049<br />Batik<br /></li><br /><li>Rizki Ayu Batik.<br />Jl. Langenarjan Lor No. 24, Kraton,Yogyakarta 55281 DI Yogyakarta,Indonesia<br />Fax.(0274) 371685<br />Telp.(0274) 371685<br />Batik handicraft from wood<br /></li><br /><li>Batik Cirebon. Jl. Kelapa Dua No. 20 RT. 03/06, Kebon Jeruk,Jakarta Barat 11550,Indonesia<br />Fax.(021) 5301995<br />Telp.(021) 5301995<br />Batik<br /></li><br /><li>Ratna Dewi Tunggal Abadi.<br />Jababeka Industrial Estate Block W No. 10, Jl. Jababeka XII, Cikarang,Bekasi 17550 Jawa Barat,Indonesia<br />Fax.(021) 8934541<br />Telp.(021) 8934220<br />Printing, dyeing textile & batik print on fabric cotton, rayon, TC<br /></li><br /><li>Sakura Sarana Putra, PT.<br />Jl. Kyai Maja No. 51,Solo 57117 Jawa Tengah,Indonesia<br />Fax.(0271) 654551<br />Telp.(0271) 645621<br />Textile, Garment, Batik printing<br /></li><br /><li>Jawa Dwipa.<br />Jl. Danau Semayang No. 135, Pejompongan,Jakarta Pusat 10210,Indonesia<br />Fax.(021) 5736732<br />Telp.(021) 5736732, Telp.(021) 5704203<br />Garment, bag & accessories made from batik<br /></li><br /><li>Naga Mas, UD.<br />Jl. Slompretan No. 51-A,Surabaya 60161 Jawa Timur,Indonesia<br />Jawa Timur<br />Telp.(031) 3521627<br />Batik fabric<br /></li><br /><li>Mustika Dewie Trading Co.Jl. Nyai Ahmad Dahlan NG. IV No. 58,Yogyakarta 55261 DI Yogyakarta,Indonesia<br />DI Yogyakarta<br />Fax.(0274) 381380<br />Telp.(0274) 373352<br />Transport agent, Handicraft, Batik<br /></li><br /><li>Dwipa Kencana Citra Mandiri, PT.<br />Grand ITC Permata Hijau Complex ,Jl. Letjen. Soepeno No. 15-16pg, Jakarta Selatan 12210, Indonesia<br />Fax.(021) 53663980<br />Telp.(021) 53663981, Telp.(021) 53663982, Telp.(021) 53663983<br />Handicraft, statue, Batik<br /></li><br /><li>Adi Luhur Batik, PT. Jl. Anggrek IV No. 24,Jakarta Selatan 12940,Indonesia<br />DKI Jakarta<br />Fax.(021) 5223049<br />Telp.(021) 5223047, Telp.(021) 5223048<br />Garment : batik<br /></li><br /><li>Batik Kencana Ungu<br />Jl. Karet Kuningan No. 8,Jakarta Selatan 12940,Indonesia<br />Fax.(021) 3915076<br />Telp.(021) 3847756<br />Garment, batik textile<br /></li><br /><li>Citra Mulia Arta Kencana, PT.<br />Agung Sedayu Complex Block F No. 22,Jl. Mangga Dua Raya, Harco Mangga Dua,Jakarta Pusat 10730,Indonesia<br />Fax.(021) 6128653<br />Telp.(021) 6121174, Telp.(021) 6128603<br />Batik textile<br /></li><br /><li>ADMTex.<br />Jl. Pekajangan XX No. 10, Kedungwuni,Pekalongan 51172 Jawa Tengah,Indonesia<br />Fax.(0285) 785178<br />Telp.(0285) 785178, Telp.(0285) 785198<br />Batik garment<br /></li><br /><li>Alfa Manunggal Texindo, PT.<br />Jl. Kaliwingko RT. 01/01, Grogol - Sukoharjo,Solo Jawa Tengah,Indonesia<br />Fax.(0271) 620877<br />Telp.(0271) 620877<br />Batik garment<br /></li><br /><li>Batik Ike.<br />Jl. Trusmi Kulon No. 129, Weru,Cirebon 45154 Jawa Barat,Indonesia<br />Telp.(0231) 320307<br />Batik, Garment<br /></li><br /><li>Qonita Batik<br />Jl. Gajah Mada No. 49 Kramatsari, Pekalongan Barat,Pekalongan 51118 Jawa Tengah,Indonesia<br />Fax.(0285) 423939<br />Telp.(0285) 423939, Telp.(0285) 422915<br />Batik<br /></li><br /><li>Tirtasuryatex Anggun, PT.<br />Jl. Karet Sawah I No. 30,Jakarta Selatan 12930,Indonesia<br />Fax.(021) 5225002<br />Telp.(021) 5225001, Telp.(021) 5250611<br />Batik textile<br /></li><br /><li>Wieda Sejahtera, PT.<br />Jl. Batu Alam Jaya No. 43, Condet,Jakarta Timur 13520,Indonesia<br />Fax.(021) 8090410<br />Telp.(021) 8090410, Telp.(021) 8404866<br />Garment: batik for man<br /></li><br /><li>Fuji Semitexjaya, PT.<br />Jl. Karet Kuningan No. 4,Jakarta Selatan 12930,Indonesia<br />Fax.(021) 5207597, Fax.(021) 5225052<br />Telp.(021) 5255925, Telp.(021) 5256184, Telp.(021) 5254355<br />Batik textile<br /></li><br /><li>Damiru Cipta Kreasi, PT.<br />Jl. Bendi Besar No. 30, Tanah Kusir,Jakarta Selatan 12240,Indonesia<br />Fax.(021) 7239655<br />Telp.(021) 7290686, Telp.(021) 7394875<br />Handbag from batik, Jewelry, accessories<br /></li><br /><li>Rizki Ayu Batik [Factory]<br />Jl. Parang Tritis Km. 6, Sewon - Bantul,Yogyakarta DI Yogyakarta,Indonesia<br />Fax.(0274) 414582<br />Telp.(0274) 414582<br />Batik handicraft from wood<br /></li><br /><li>Batik Danar Hadi [Bandung Branch], PT.<br />Jl. RE. Martadinata No. 60,Bandung 40115 Jawa Barat,Indonesia<br />Fax.(022) 4230782<br />Telp.(022) 4261663, Telp.(022) 4261665<br />Batik textile and garment<br /></li><br /><li>Poetro Soetomo 1953, PT.Graha Toms Silver,Jl. Ngeksigondo No. 60, Kota Gede,Yogyakarta 55172 DI Yogyakarta,Indonesia<br />Fax.(0274) 373070<br />Telp.(0274) 377800, Telp.(0274) 372818<br />Holding company, Silver, Batik & embroidery garment, Wooden furniture, Iron ore, Iron Sands, Manganese, Zircon sand, Bituminous coal, Toms Silver</li></ol><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(192, 192, 192);font-size:78%;" >Sumber: <a href="http://www.blogger.com/%20com=" 2009="" 01="" 6="">Daftar Perusahaan Indonesia</a></span></span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-75344252978691483112009-04-26T19:20:00.003+07:002009-04-26T19:29:32.376+07:00Tips Merawat BatikAda beberapa hal yang perlu Anda perhatikan agar busana atau kain batik Anda tetap indah, diantaranya adalah sebagai berikut :<br /> <ol><li>Mencuci kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> dengan menggunakan shampo rambut. Sebelumnya, larutkan dulu shampo hingga tak ada lagi bagian yang mengental. Setelah itu baru kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> dicelupkan. Anda juga bisa menggunakan sabun pencuci khusus untuk kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> yang dijual di pasaran.</li><br /><li> Pada saat mencuci <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> jangan digosok dan jangan gunakan deterjen. Jika <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> Anda tidak terlalu kotor maka Anda bisa mencucinya dengan air hangat. Tapi jika <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> Anda terkena noda maka Anda bisa mencucinya cukup dengan sabun mandi saja. Akan tetapi jika nodanya masih membandel maka Anda bisa menghilangkannya dengan kulit jeruk pada bagian yang kotor saja. Janganlah mencuci kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> dengan menggunakan mesin cuci.</li><span class="fullpost"><br /><li> Setelah kotoran hilang Anda harus menjemurnya di tempat yang teduh tetapi Anda tidak perlu memerasnya, biarkan saja kain tersebut mengering secara alami. Pada saat menjemur sebaiknya Anda tarik bagian tepi kain agar serat kain yang terlipat kembali seperti sediakala.</li><br /><li> Hindari penyetrikaan secara langsung, jika terlalu kusut Anda bisa semprotkan air di atas kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> Anda lalu lapisi <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> Anda dengan kain lainnya. Hal ini untuk menghindari kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> Anda terkena panas langsung dari setrikaan. </li><br /><li> Bila Anda ingin memberi pewangi dan pelembut kain pada <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> tulis, jangan disemprotkan langsung pada kainnya. Sebelumnya, tutupi dulu kain dengan koran, lalu semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain. Sebaiknya Anda tidak menyemprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain atau pakaian berbahan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> sutera berpewarna alami.</li><br /><li> Sesudah disetrika sebaiknya Anda simpan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> Anda dalam plastik agar tidak dimakan ngengat. Sebaiknya Anda jangan memberi kapur barus karena zat padat ini terlalu keras sehingga bisa merusak kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> Anda. Ada baiknya Anda beri merica atau lada yang dibungkus dengan tisu lalu masukkan dalam lemari pakaian Anda untuk mengusir ngengat. Atau Anda bisa menggunakan akar wangi yang sebelumnya Anda celup ke dalam air panas kemudian dijemur, lalu dicelup sekali lagi ke dalam air panas dan dijemur. Setelah akar wangi tersebut kering Anda baru bisa menggunakannya.</li></ol><span style="font-style: italic;font-size:78%;" >sumber : batikmarkets.com</span></span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-52211999868369644422009-04-26T18:23:00.004+07:002009-04-26T19:05:11.790+07:00Sejarah Batik di Indonesia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.trulyjogja.com/modules/news/images/430c41677e542.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 187px; height: 265px;" src="http://www.trulyjogja.com/modules/news/images/430c41677e542.jpg" alt="" border="0" /></a><span class="mainpage"><p>Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> banyak dilakukan pada masa-masa kerjaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. </p><p>Jadi kesenian <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">Batik</a> yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-20 dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia I habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam, banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">Batik</a> menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda. </p><p>Kesenian <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan di tempatnya masing-masing. </p><span class="fullpost"><p>Lama-lama kesenian <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. </p>Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur. <p><strong>Jaman Majapahit</strong></p><p><a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">Batik</a> yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, dapat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit. </p><p>Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan di sekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal di wilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli. </p><p>Daerah pembatikan sekarang di Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo. Di luar daerah Kabupaten Mojokerto ialah di Jombang. Pada akhir abad ke-19 ada beberapa orang kerajinan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/%3Ebatik%3C/a%3E%20yang%20dikenal%20di%20Mojokerto,%20bahan-bahan%20yang%20dipakai%20waktu%20itu%20kain%20putih%20yang%20ditenun%20sendiri%20dan%20obat-obat%20%3Ca%20href=" com="" html="">batik</a> dari soga jambal, mengkudu, nila tom, tinggi dan sebagainya. </p><p>Obat-obat luar negeri baru dikenal sesudah perang dunia I yang dijual oleh pedagang-pedagang Cina di Mojokerto. <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">Batik</a> cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya di pasar Porong Sidoarjo. Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual. Waktu krisis ekonomi, pengusaha batik Mojoketo ikut lumpuh, karena pengusaha-pengusaha kebanyakan kecil usahanya. Sesudah krisis kegiatan pembatikan timbul kembali sampai Jepang masuk ke Indonesia, dan waktu pendudukan Jepang kegiatan pembatikan lumpuh lagi. Kegiatan pembatikan muncul lagi sesudah revolusi dimana Mojokerto sudah menjadi daerah pendudukan. </p><p>Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a>-<a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Tempat pembatikan yang dikenal sejak lebih dari seabad lalu adalah di desa Majan dan Simo. Desa ini juga mempunyai riwayat sebagai peninggalan dari zaman peperangan Pangeran Diponegoro tahun 1825. </p><p>Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahait namun perkembangan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> mulai menyebar pesat di daerah Jawa Tengah Surakarta dan Yogyakata, pada jaman kerajaan di daerah ini. Hal itu tampak bahwa perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipenagruhi corak <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> Solo dan Yogyakarta. </p><p>Ketika berkecamuknya clash antara tentara kolonial Belanda dengan pasukan-pasukan pangeran Diponegoro maka sebagian dari pasukan-pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur dan sampai sekarang bernama Majan. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga zaman kemerdekaan ini desa Majan berstatus desa Merdikan (Daerah Istimewa), dan kepala desanya seorang kyai yang statusnya turun-temurun. Pembuatan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/%3Ebatik%3C/a%3E%20Majan%20ini%20merupakan%20naluri%20%28peninggalan%29%20dari%20seni%20membuat%20%3Ca%20href=" com="" html="">batik</a> zaman perang Diponegoro itu. </p>Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Salah satu sentra <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> sejak dahulu ada di daerah desa Sembung, yang para pengusaha <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> kebanyakan berasal dari Solo yang datang di Tulungagung pada akhir abad ke-19. Hanya sekarang masih terdapat beberapa keluarga pembatikan dari Solo yang menetap di daerah Sembung. Selain dari tempat-tempat tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa di Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya batik tulis. <p><strong>Jaman Penyebaran Islam</strong></p><p>Riwayat pembatikan di daerah Jawa Timur lainnya adalah di Ponorogo, yang kisahnya berkaitan dengan penyebaran ajaran Islam di daerah ini. Riwayat seni <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> didaerah Ponorogo erat hubungannya dengan perkembangan agama Islam dan kerajaan-kerajaan dahulu. Konon, di daerah Batoro Katong, ada seorang keturunan dari kerajaan Majapahit yang namanya Raden Katong adik dari Raden Patah. Batoro Katong inilah yang membawa agama Islam ke Ponorogo dan petilasan yang ada sekarang ialah sebuah mesjid didaerah Patihan Wetan. </p><p>Perkembangan selanjutanya, di Ponorogo, di daerah Tegalsari ada sebuah pesantren yang diasuh Kyai Hasan Basri atau yang dikenal dengan sebutan Kyai Agung Tegalsari. Pesantren Tegalsari ini selain mengajarkan agama Islam juga mengajarkan ilmu ketatanegaraan, ilmu perang dan kesusasteraan. Seorang murid yang terkenal dari Tegalsari dibidang sastra ialah Raden Ronggowarsito. Kyai Hasan Basri ini diambil menjadi menantu oleh raja Kraton Solo. </p><p>Waktu itu seni batik baru terbatas dalam lingkungan kraton. Oleh karena putri keraton Solo menjadi istri Kyai Hasan Basri maka dibawalah ke Tegalsari dan diikuti oleh pengiring-pengiringnya. Di samping itu banyak pula keluarga kraton Solo belajar di pesantren ini. Peristiwa inilah yang membawa seni batik keluar dari kraton menuju ke Ponorogo. Pemuda-pemudi yang dididik di Tegalsari ini kalau sudah keluar, dalam masyarakat akan menyumbangkan dharma batiknya dalam bidang-bidang kepamongan dan agama. </p><p>Daerah perbatikan lama yang bisa kita lihat sekarang ialah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan sekarang dan dari sini meluas ke desa-desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut. Waktu itu obat-obat yang dipakai dalam pembatikan ialah buatan dalam negeri sendiri dari kayu-kayuan antara lain: pohon tom, mengkudu, kayu tinggi. Sedangkan bahan kain putihnya juga memakai buatan sendiri dari tenunan gendong. Kain putih impor baru dikenal di Indonesia kira-kira akhir abad ke-19. </p>Pembuatan batik cap di Ponorogo baru dikenal setelah perang dunia pertama yang dibawa oleh seorang Cina bernama Kwee Seng dari Banyumas. Daerah Ponorogo awal abad ke-20 terkenal batiknya dalam pewarnaan nila yang tidak luntur dan itulah sebabnya pengusaha-pengusaha batik dari Banyumas dan Solo banyak memberikan pekerjaan kepada pengusaha-pengusaha batik di Ponorogo. Akibat dikenalnya batik cap maka produksi Ponorogo setelah perang dunia petama sampai pecahnya perang dunia kedua terkenal dengan batik kasarnya yaitu batik cap mori biru. Pasaran batik cap kasar Ponorogo kemudian terkenal seluruh Indonesia. <p><strong>Batik Solo dan Yogyakarta</strong></p><p>Dari kerjaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitar abad 17,18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Awalnya batik hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun perkembangan selanjutnya, oleh masyarakat batik dikembangkan menjadi komoditi perdagamgan. </p><p>Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”. </p><p>Sedangkan Asal-usul pembatikan di daerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan Senopati. Daerah pembatikan pertama ialah di desa Plered. Pembatikan pada masa itu terbatas dalam lingkungan keluarga kraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu. Dari sini pembatikan meluas pada trap pertama pada keluarga kraton lainnya yaitu istri dari abdi dalem dan tentara-tentara. Pada upacara resmi kerajaan keluarga kraton baik pria maupun wanita memakai pakaian dengan kombinasi batik dan lurik. Oleh karena kerajaan ini mendapat kunjungan dari rakyat dan rakyat tertarik pada pakaian-pakaian yang dipakai oleh keluarga kraton dan ditiru oleh rakyat dan akhirnya meluaslah pembatikan keluar dari tembok kraton. </p><p>Akibat dari peperangan zaman dahulu baik antara keluarga raja-raja maupun antara penjajahan Belanda, maka banyak keluarga-keluarga raja yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah baru antara lain ke Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo, Tulungagung dan sebagainya. Meluasnya daerah pembatikan ini sampai ke daerah-daerah itu menurut perkembangan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai abad ke-18. Keluarga-keluarga kraton yang mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan ke seluruh pelosok pulau Jawa yang ada sekarang dan berkembang menurut alam dan daerah baru itu. </p><p>Perang Pangeran Diponegoro melawan Belanda, mendesak sang pangeran dan keluarganya serta para pengikutnya harus meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah timur dan barat. Kemudian di daerah-daerah baru itu para keluarga dan pengikut pangeran Diponegoro mengembangkan batik. </p>Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulung Agung. Selain itu juga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Pekalongan, Tegal, Cirebon. <p><strong>Perkembangan Batik di Kota-kota lain</strong></p><p>Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegero setelah selesainya peperangan tahun 1830. Mereka kebanyakan menetap di daerah Banyumas. Pengikutnya yang terkenal waktu itu ialah Najendra dan dialah mengembangkan batik celup di Sokaraja. Bahan mori yang dipakai hasil tenunan sendiri dan obat pewarna dipakai pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning. </p><p>Lama kelamaan pembatikan menjalar pada rakyat Sokaraja dan pada akhir abad ke-19 berhubungan langsung dengan pembatik di daerah Solo dan Ponorogo. Daerah pembatikan di Banyumas sudah dikenal sejak dahulu dengan motif dan warna khususnya dan sekarang dinamakan batik Banyumas. Setelah perang dunia kesatu pembatikan mulai pula dikerjakan oleh Cina disamping mereka dagang bahan batik. . </p><p>Sama halnya dengan pembatikan di Pekalongan, para pengikut Pangeran Diponegoro yang menetap di daerah ini kemudian mengembangkan usaha batik di sekitara daerah pantai ini, yaitu selain di daerah Pekalongan sendiri, batik tumbuh pesat di Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo. Adanya pembatikan di daerah-daerah ini hampir bersamaan dengan pembatikan daerah-daerah lainnya yaitu sekitar abad ke-19. Perkembangan pembatikan di daerah-daerah luar selain dari Yogyakarta dan Solo erat hubungannya dengan perkembangan sejarah kerajaan Yogya dan Solo. </p><p>Meluasnya pembatikan keluar dari kraton setelah berakhirnya perang Diponegoro dan banyaknya keluarga kraton yang pindah ke daerah-daerah luar Yogya dan Solo karena tidak mau kerjasama dengan pemerintah kolonial. Keluarga kraton itu membawa pengikut-pengikutnya ke daerah baru itu dan di tempat itu kerajinan batik terus dilanjutkan dan kemudian menjadi pekerjaan untuk pencaharian. </p><p>Corak batik di daerah baru ini disesuaikan pula dengan keadaan daerah sekitarnya. Pekalongan khususnya dilihat dari proses dan desainnya banyak dipengaruhi oleh batik dari Demak. Sampai awal abad ke-20 proses pembatikan yang dikenal ialah batik tulis dengan bahan morinya buatan dalam negeri dan juga sebagian import. Setelah perang dunia kesatu baru dikenal pembikinan batik cap dan pemakaian obat-obat luar negeri buatan Jerman dan Inggris. </p><p>Pada awal abad ke-20 pertama kali dikenal di Pekajangan ialah pertenunan yang menghasilkan stagen dan benangnya dipintal sendiri secara sederhana. Beberapa tahun belakangan baru dikenal pembatikan yang dikerjakan oleh orang-orang yang bekerja disektor pertenunan ini. Pertumbuhan dan perkembangan pembatikan lebih pesat dari pertenunan stagen dan pernah buruh-buruh pabrik gula di Wonopringgo dan Tirto lari ke perusahaan-perusahaan batik, karena upahnya lebih tinggi dari pabrik gula. </p><p>Sedang pembatikan dikenal di Tegal akhir abad ke-19. Pewarna yang dipakai waktu itu buatan sendiri yang diambil dari tumbuh-tumbuhan: pace/mengkudu, nila, soga kayu dan kainnya tenunan sendiri. Warna batik Tegal pertama kali ialah sogan dan babaran abu-abu setelah dikenal nila pabrik, dan kemudian meningkat menjadi warna merah-biru. Pasaran batik Tegal waktu itu sudah keluar daerah antara lain Jawa Barat dibawa sendiri oleh pengusaha-pengusaha secara jalan kaki dan mereka inilah menurut sejarah yang mengembangkan batik di Tasik dan Ciamis di samping pendatang-pendatang lainnya dari kota-kota batik Jawa Tengah. </p><p>Pada awal abad ke-20 sudah dikenal mori import dan obat-obat import baru dikenal sesudah perang dunia kesatu. Pengusaha-pengusaha batik di Tegal kebanyakan lemah dalam permodalan dan bahan baku didapat dari Pekalongan dan dengan kredit dan batiknya dijual pada Cina yang memberikan kredit bahan baku tersebut. Waktu krisis ekonomi pembatik-pembatik Tegal ikut lesu dan baru giat kembali sekitar tahun 1934 sampai permulaan perang dunia kedua. Waktu Jepang masuk kegiatan pembatikan mati lagi. </p><p>Demikian pila sejarah pembatikan di Purworejo bersamaan adanya dengan pembatikan di Kebumen yaitu berasal dari Yogyakarta sekitar abad ke-19. Pekembangan kerajinan batik di Purworejo dibandingkan dengan di Kebumen lebih cepat di Kebumen. Produksinya sama pula dengan Yogya dan daerah Banyumas lainnya. </p><p>Sedangkan di daerah Bayat, Kecamatan Tembayat Kebumen, yang letaknya lebih kurang 21 Km sebelah Timur kota Klaten. Daerah Bayat ini adalah desa yang terletak di kaki gunung tetapi tanahnya gersang dan minus. Daerah ini termasuk lingkungan Karesidenan Surakarta dan Kabupaten Klaten dan riwayat pembatikan disini sudah pasti erat hubungannya dengan sejarah kerajaan kraton Surakarta masa dahulu. Desa Bayat ini sekarang ada pertilasan yang dapat dikunjungi oleh penduduknya dalam waktu-waktu tertentu yaitu “makam Sunan Bayat” di atas gunung Jabarkat. Jadi pembatikan didesa Bayat ini sudah ada sejak zaman kerjaan dahulu. Pengusaha-pengusaha batik di Bayat tadinya kebanyakan dari kerajinan dan buruh batik di Solo. </p><p>Sementara pembatikan di Kebumen dikenal sekitar awal abad ke-19 yang dibawa oleh pendatang-pendatang dari Yogya dalam rangka dakwah Islam antara lain yang dikenal ialah: Penghulu Nusjaf. Beliau inilah yang mengembangkan batik di Kebumen dan tempat pertama menetap ialah sebelah Timur Kali Lukolo sekarang dan juga ada peninggalan masjid atas usaha beliau. Proses batik pertama di Kebumen dinamakan tengabang atau blambangan dan selanjutnya proses terakhir dikerjakan di Banyumas/Solo. Sekitar awal abad ke-20 untuk membuat polanya dipergunakan kunir yang capnya terbuat dari kayu. Motif-motif Kebumen ialah: pohon-pohon, burung-burungan. Bahan-bahan lainnya yang dipergunakan ialah pohon pace, kemudu dan nila tom. </p><p>Pemakaian obat-obat import di Kebumen dikenal sekitar tahun 1920 yang diperkenalkan oleh pegawai Bank Rakyat Indonesia yang akhimya meninggalkan bahan-bahan bikinan sendiri, karena menghemat waktu. Pemakaian cap dari tembaga dikenal sekitar tahun 1930 yang dibawa oleh Purnomo dari Yogyakarta. Daerah pembatikan di Kebumen ialah desa: Watugarut, Tanurekso yang banyak dan ada beberapa desa lainnya. </p><p>Dilihat dengan peninggalan-peninggalan yang ada sekarang dan cerita-cerita yang turun-temurun, maka diperkirakan di daerah Tasikmalaya batik dikenal sejak zaman “Tarumanagara” dimana peninggalan yang ada sekarang ialah banyaknya pohon tarum di sana yang berguna untuk pembuatan batik waktu itu. Desa peninggalan yang sekarang masih ada pembatikan ialah Wurug terkenal dengan batik kerajinannya, Sukapura, Mangunraja, Maronjaya dan Tasikmalaya kota. </p><p>Dahulu pusat dari pemerintahan dan keramaian yang terkenal ialah desa Sukapura, Indihiang yang terletak di pinggir kota Tasikmalaya sekarang. Kira-kira akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 akibat dari peperangan antara kerajaan di Jawa Tengah, maka banyak dari penduduk daerah: Tegal, Pekalongan, Banyumas dan Kudus yang merantau ke daerah Barat dan menetap di Ciamis dan Tasikmalaya. Sebagian besar dari mereka ini adalah pengusaha-pengusaha batik daerahnya dan menuju ke arah Barat sambil berdagang batik. Dengan datangnya penduduk baru ini, dikenallah pembuatan baik memakai soga yang asalnya dari Jawa Tengah. Produksi batik Tasikmalaya sekarang adalah campuran dari batik-batik asal Pekalongan, Tegal, Banyumas, Kudus yang beraneka pola dan warna. </p><p>Pembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-19 setelah selesainya peperangan Diponegoro, dimana pengikut-pengikut Diponegoro banyak yang meninggalkan Yogyakarta, menuju ke selatan. Sebagian ada yang menetap didaerah Banyumas dan sebagian ada yang meneruskan perjalanan ke selatan dan menetap di Ciamis dan Tasikmalaya sekarang. Mereka ini merantau dengan keluargany a dan ditempat baru menetap menjadi penduduk dan melanjutkan tata cara hidup dan pekerjaannya. Sebagian dari mereka ada yang ahli dalam pembatikan sebagai pekerjaan kerajinan rumah tangga bagi kaum wanita. Lama kelamaan pekerjaan ini bisa berkembang pada penduduk sekitarnya akibat adanya pergaulan sehari-hari atau hubungan keluarga. Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti: mengkudu, pohon tom, dan sebagainya. </p>Motif batik hasil Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan pengaruh daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan. Sampai awal-awal abad ke-20 pembatikan di Ciamis berkembang sedikit demi sedikit, dari kebutuhan sendiri menjadi produksi pasaran. Sedang di daerah Cirebon batik ada kaintannya dengan kerajaan yang ada di aerah ini, yaitu Kanoman, Kasepuahn dan Keprabonan. Sumber utama batik Cirebon, kasusnya sama seperti yang di Yogyakarta dan Solo. Batik muncul lingkungan kraton, dan dibawa keluar oleh abdi dalem yang bertempat tinggal di luar kraton. Raja-raja jaman dulu senang dengan lukisan-lukisan dan sebelum dikenal benang katun, lukisan itu ditempatkan pada daun lontar. Hal itu terjadi sekitar abad ke-13. Ini ada kaitannya dengan corak-corak batik di atas tenunan. Ciri khas batik Cirebonan sebagaian besar bermotifkan gambar yang lambang hutan dan margasatwa. Sedangkan adanya motif laut karena dipengaruhioleh alam pemikiran Cina, dimana kesultanan Cirebon dahulu pernah menyunting putri Cina. Sementra batik Cirebonan yang bergambar garuda karena dipengaruhi oleh motif batik Yogya dan Solo. <p><strong>Pembatikan di Jakarta</strong></p><p>Pembatikan di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-19. Pembatikan ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan di daerah-daerah pembatikan. Daerah pembatikan yang dikenal di Jakarta tersebar dekat Tanah Abang yaitu: Karet, Bendungan Hilir dan Udik, Kebayoran Lama, dan daerah Mampang Prapatan serta Tebet. </p><p>Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia kesatu telah menjadi pusat perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan sekarang. Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana proses pembatikan cap mulai dikenal, produksi batik meningkat dan pedagang-pedagang batik mencari daerah pemasaran baru. Daerah pasaran untuk tekstil dan batik di Jakarta yang terkenal ialah: Tanah Abang, Jatinegara dan Jakarta Kota, yang terbesar ialah Pasar Tanah Abang sejak dari dahulu sampai sekarang. Batik-batik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan dari sini baru dikirim kedaerah-daerah diluar Jawa. Pedagang-pedagang batik yang banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil. </p><p>Oleh karena pusat pemasaran batik sebagian besar di Jakarta khususnya Tanah Abang, dan juga bahan-bahan baku batik diperdagangkan ditempat yang sama, maka timbul pemikiran dari pedagang-pedagang batik itu untuk membuka perusahaan batik di Jakarta dan tempatnya ialah berdekatan dengan Tanah Abang. Pengusaha-pengusaha batik yang muncul sesudah perang dunia kesatu, terdiri dari bangsa cina, dan buruh-buruh batiknya didatangkan dari daerah-daerah pembatikan Pekalongan, Yogya, Solo dan lain-lain. Selain dari buruh batik luar Jakarta itu, maka diambil pula tenaga-tenaga setempat di sekitar daerah pembatikan sebagai pembantunya. Berikutnya, melihat perkembangan pembatikan ini membawa lapangan kerja baru, maka penduduk asli daerah tersebut juga membuka perusahaan-perusahaan batik. Motif dan proses batik Jakarta sesuai dengan asal buruhnya didatangkan yaitu: Pekalongan, Yogya, Solo dan Banyumas. </p>Bahan-bahan baku batik yang dipergunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-obatnya hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya. Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya warnanya sama dengan batik Banyumas. Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric sudah dikenal dan pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah sekitar Jakarta. <p><strong>Pembatikan di Luar Jawa</strong></p><p>Dari Jakarta, yang menjadi tujuan pedagang-pedagang di luar Jawa, maka batik kemudian berkembang di seluruh penjuru kota-kota besar di Indonesia yang ada di luar Jawa, daerah Sumatera Barat misalnya, khususnya daerah Padang, adalah daerah yang jauh dari pusat pembatikan dikota-kota Jawa, tetapi pembatikan bisa berkembang didaerah ini. </p><p>Sumatera Barat termasuk daerah konsumen <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/%3Ebatik%3C/a%3E%20sejak%20zaman%20sebelum%20perang%20dunia%20kesatu,%20terutama%20batik-batik%20produksi%20Pekalongan%20%28saaingnya%29%20dan%20Solo%20serta%20Yogya.%20Di%20Sumatera%20Barat%20yang%20berkembang%20terlebih%20dahulu%20adalah%20industri%20tenun%20tangan%20yang%20terkenal%20%E2%80%9Ctenun%20Silungkang%E2%80%9D%20dan%20%E2%80%9Ctenun%20plekat%E2%80%9D.%20Pembatikan%20mulai%20berkembang%20di%20Padang%20setelah%20pendudukan%20Jepang,%20dimana%20sejak%20putusnya%20hubungan%20antara%20Sumatera%20dengan%20Jawa%20waktu%20pendudukan%20Jepang,%20maka%20persediaan-persediaan%20%3Ca%20href=" com="" html="">batik</a> yang ada pada pedagang-pedagang <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> sudah habis dan konsumen perlu <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> untuk pakaian sehari-hari mereka. Ditambah lagi setelah kemerdekaan Indonesia, dimana hubungan antara kedua pulau bertambah sukar, akibat blokade-blokade Belanda, maka pedagang-pedagang <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> yang biasa hubungan dengan pulau Jawa mencari jalan untuk membuat <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> sendiri. </p><p>Dengan hasil karya sendiri dan penelitian yang seksama, dari batik-batik yang dibuat di Jawa, maka ditirulah pembuatan pola-polanya dan ditrapkan pada kayu sebagai alat cap. Obat-obat <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/%3Ebatik%3C/a%3E%20yang%20dipakai%20juga%20hasil%20buatan%20sendiri%20yaitu%20dari%20tumbuh-tumbuhan%20seperti%20mengkudu,%20kunyit,%20gambir,%20damar%20dan%20sebagainya.%20Bahan%20kain%20putihnya%20diambilkan%20dari%20kain%20putih%20bekas%20dan%20hasil%20tenun%20tangan.%20Perusahaan%20%3Ca%20href=" com="" html="">batik</a> pertama muncul yaitu daerah Sampan Kabupaten Padang Pariaman tahun 1946 antara lain: Bagindo Idris, Sidi Ali, Sidi Zakaria, Sutan Salim, Sutan Sjamsudin dan di Payakumbuh tahun 1948 Sdr. Waslim (asal Pekalongan) dan Sutan Razab. Setelah daerah Padang serta kota-kota lainnya menjadi daerah pendudukan tahun 1949, banyak pedagang-pedagang <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> membuka perusahaan-perusahaan/bengkel <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> dengan bahannya didapat dari Singapore melalui pelabuhan Padang dan Pakanbaru. Tetapi pedagang-pedagang <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> ini setelah ada hubungan terbuka dengan pulau Jawa, kembali berdagang dan perusahaanny a mati. </p><p>Warna dari <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> Padang kebanyakan hitam, kuning dan merah ungu serta polanya Banyumasan, Indramayu-an, Solo dan Yogya. Sekarang <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> produksi Padang lebih maju lagi tetapi tetap masih jauh dari produksi-produksi di pulau Jawa. Alat untuk cap sekarang telah dibuat dari tembaga dan produksinya kebanyakan sarung. </p><p>Sumber : [Dikutip dari buku 20 Tahun GKBI] </p><h3> </h3><h3>Apa itu Batik? </h3><p>Sekarang ini kata <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/%3Ebatik%3C/a%3E%20sudah%20%20banyak%20dikenal%20di%20luar%20negeri.%20%20Baik%20wanita%20maupun%20pria%20Indonesia%20dari%20berbagian%20suku%20gemar%20memakai%20bahan%20pakaian%20yang%20dihiasi%20pola%20%3Ca%20href=" cinta="" com="" html="">batik</a> ataupun kain batiknya sendiri, yang dibuat dan digunting menurut selera masing masing. Para turis asing ataupun pejabat-pejabat asing yang tinggal di Indonesia sangat gemar akan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> dan sering membawanya pulang sebagai oleh-oleh. </p><p>Sesudah menyebut semuanya ini, tentu timbul pertanyaan apakah sebenarnya <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> ini. Dalam karangan pendek ini dijelaskan secara ringkas tentang arti <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/%3Ebatik%3C/a%3E,%20cara%20membatik,%20sejarah%20perkembangan%20%3Ca%20href=" com="" html="">batik</a>, serta pemakaian hasil <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">batik</a> Indonesia sekarang ini. </p><p>Arti kata <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a>: para sarjana ahli seni rupa, baik yang berkebangsaan Indonesia maupun yang bangsa asing, belum mencapai kata sepakat tentang apa sebenarnya arti kata <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> itu. Ada yang mengatakan bahwa sebutan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> berasal dari kata "tik" yang terdapat di dalam kata titik. Titik berarti juga tetes. Memang di dalam membuat kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> dilakukan pula penetesan lilin di atas kain putih. Ada juga yang mencari asal kata <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/%3Ebatik%3C/a%3E%20di%20dalam%20sumber-sumber%20tertulis%20kuno.%20%20Menurut%20pendapat%20ini,%20kata%20%3Ca%20href=" com="" html="">batik</a> dihubungkan dengan kata tulis atau lukis. Dengan demikian, asal mula <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> dihubungkan pula dengan seni lukis dan gambar pada umumnya. Bagainmana cara membuat <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> itu?</p><p>Cara membatik: alat untuk membatik ialah canting. Terbuat dari bambu, berkepala tembaga serta bercerat atau bermulut, canting ini berfungsi seperti sebuah pulpen. Canting ini dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagain bahan penutup atau pelindung terhadap zat warna. Sebelum pem<a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> melelehkan lilin di kain putih, banyak langkah yang harus dilalui dulu oleh kain itu. Perkerjaan persiapan berupapencelupan dalam minyak tumbuh-tumbuhan serta larutan soda, gunanya untuk memudahkan lilin melekat dan zat warna meresap. </p><p>Setiap kali kain hendak diberi warna lain, bagian-bagian yang tidak boleh kena zat warna ditutup dengan lilin, sehingga makin banyak warna yang dipakai untuk menghias kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a>, makin lama juga pekerjaan menutup itu. Pada taraf yang penghabisan lilin dibuang dengan merebus kain dalam air mendidih. Sesudah itu kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> keluar dengan warna-warnanya yang indah serta pola-polanya yang terpilih. </p><p>Reference : Wolff, John U., Dede Oetomo, & Daniel Fietkiewicz. 1992. <em><strong>Beginning Indonesian Through Self-instruction (book 3)</strong></em><strong>, p. 834. Ithaca, NY: Southeast Asian Program, Cornell University</strong></p><p> </p><p> </p><h3><a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> Indonesia Sulit Dipatenkan, Banyak Dijiplak </h3><p>Kekayaan intelektual Bangsa Indonesia berupa motif-motif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> tradisional, yang ribuan macamnya, belakangan ini banyak dijiplak atau ditiru oleh para perajin dari negara-negara lain demi kepentingan ekonomi. </p><p>Pihak Yayasan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/%3Ebatik%3C/a%3E%20Indonesia%20%28YBI%29%20Pusat%20menengarai%20adanya%20kondisi%20itu.%20Namun,%20Ketua%20YBI%20Pusat,%20Yustin%20Ginandjar%20Kartasasmita,%20yang%20ditemui%20para%20wartawan%20di%20Sentra%20%3Ca%20href=" com="" html="">batik</a> Trusmi, Cirebon, Rabu (15/9), mengatakan bahwa pihaknya mengalami kesulitan dalam mengupayakan proteksi dengan mematenkan motif-motif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> milik berbagai daerah di Indonesia itu. </p>Kata Yustin lagi, kesulitan itu timbul karena <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> yang satu tidak sama dengan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> yang lain, meskipun berlatar motif yang sama. Maklum, setiap perajin memiliki goresan atau sapuan yang berbeda dalam membuat <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a>. <p>"Batik dan motif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> di dalamnya sulit dipatenkan, meskipun terjadi banyak penjiplakan terhadap motif itu," ujar Yustin usai meninjau gelaran <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> terpanjang di dunia milik perajin <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> H Komaruddin Kudiya di Trusmi.</p><p>Diakuinya, selama ini motif batik khas Indonesia diambil lalu dimodifikasi oleh para perajin <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> dari luar negeri seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, India, dan Afrika. "Hanya saja, kalau dilihat secara seksama dari segi pengerjaannya, batik-batik itu belum tentu memiliki kesamaan," tambahnya.</p><p>Menurut Yustin, dari segi motif, sepintas bisa saja terlihat batik-batik itu memiliki kesamaan. Namun, dari sisi pengerjaan, tidak mudah diperoleh kesamaan, karena <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a>-<a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> tersebut tidak dikerjakan secara massal atau pabrikan. "Dalam proses pembuatannya dibutuhkan keahlian tersendiri, sehingga untuk satu motif saja belum tentu akan jadi sama," sambungnya.</p><p>Menurut pemantauan Yustin, di Indonesia baru Kabupaten Indramayu yang mematenkan motif-motif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> khasnya. </p><p>Ia juga mengungkapkan adanya indikasi penurunan dalam produksi <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a>. Hal itu disebabkan oleh kurangnya peminat, terutama dari kalangan remaja yang lebih memilih busana dari katun dan denim.</p><p>Walaupun demikian, katanya, YBI terus berupaya untuk menarik minat masyarakat Indonesia dengan memproduksi <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> dengan motif-motif yang disukai oleh kalangan remaja. </p><p>Sementara itu, perajin <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> H Komaruddin Kudiya mengakui, banyak penjiplakan motif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> oleh para perajin dari negara-negara tetangga. Sehubungan dengan itu, menurut Komaruddin, mematenkan motif-motif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> merupakan hal yang harus segera dilakukan. </p><p>Ia berpendapat pula, usaha untuk mematenkan motif-motif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> merupakan keseriusan pemerintah daerah dalam rangka memberi proteksi bagi karya cipta masyarakat, khususnya para perajin <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> lokal.</p><p>Selain itu, pematenan merupakan bentuk proteksi untuk kekayaan dan ciri khas daerah. "Contohnya, motif mega mendung merupakan motif khas Kabupaten Cirebon. Bila tidak dipatenkan, tidak tertutup kemungkinan motif tersebut akan dijiplak oleh perajin dari luar Cirebon," ujarnya.</p>Komaruddin juga menerangkan, langkah untuk menggelar <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html/">batik</a> sepanjang 400 meter dengan berbagai motif dari Nusantara ditujukan untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa Indonesia kaya akan tradisi, khususnya tradisi membatik. <span style="font-style: italic;">(Kompas CyberMedia, 15 Sept 2004)</span> </span></span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-55387242743087711632009-04-22T11:30:00.007+07:002009-04-24T23:35:16.197+07:00Jambi akan mengadakan pameran batik & songket<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKvG8P8cvrT7zIyKbXp4SH3I1DbCb8dTdQaR7NFsozUgrzxgqNG24TyHhmBi1zi9Yu5sxIo8RF2yjvlMhk6SO0TJW4Uh9EdGAMlLAi2C8V7jN6g3qG6YlErtLvRQIhCFndnlUBke_5Buo/s400/Batik.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 125px; height: 125px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKvG8P8cvrT7zIyKbXp4SH3I1DbCb8dTdQaR7NFsozUgrzxgqNG24TyHhmBi1zi9Yu5sxIo8RF2yjvlMhk6SO0TJW4Uh9EdGAMlLAi2C8V7jN6g3qG6YlErtLvRQIhCFndnlUBke_5Buo/s400/Batik.jpg" alt="Batik Jambi" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">MediaOnline</span> - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi akan menggelar pameran kain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> dan kain songket khas Jambi di Jakarta, agar lebih dikenal masyarakat di luar daerah itu.<br /><br />Ketua Dekranasda Provinsi Jambi, Ny Ratu Munawaroh di Jambi, Rabu (11/2) mengatakan pameran <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> dan songket khas Jambi ini akan sangat efektif menjadi wadah promosi produk kerajinan rakyat tersebut, karena selama ini kurang dikenal. "Sesungguhnya Indonesia ini merupakan pangsa pasar yang menjanjikan, karena terbukti juga sebagai produsen tekstil. Jambi berusaha memanfaatkan peluang," katanya.<br /><span class="fullpost"><br />Untuk meningkatkan kualitas <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> dan kain songket khas Jambi agar bisa bersaing dengan produk daerah lain, juga akan mendatangkan sejumlah desainer terkemuka di Indonesia. Menyinggung harga mahal yang selalu menjadi alasan sehingga <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> dan songket Jambi sulit menembus pasar dalam dan luar negeri, ia menjelaskan, itu bukan sebuah persoalan yang tidak teratasi.<br /><br />"Kami akan mengatasi soal harga itu dengan mendisain produk untuk memenuhi selera pasar, sehingga harga tidak menjadi masalah, seperti beberapa motif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> dan songket khas Jambi setelah mendapat sentuhan dari ahli ternyata sangat diminati para konsumen kelas menengah ke atas," ujar Ratu, isteri Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin itu.<br /><br />Dekranasda Provinsi Jambi telah mengundang Designer untuk memberikan arahan dan sentuhan kepada para perajin, seperti apa produk yang diminati pasar, sehingga produk yang dihasilkan bisa memenuhi selera pasar. (Ant/OL-06)</span><p></p></span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-89730731929574153482009-04-21T20:03:00.004+07:002009-04-24T23:32:37.467+07:00Batik Solo<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.tjokrosuharto.com/catalog/images/batik/sarung/BHG-012G.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 180px; height: 180px;" src="http://www.tjokrosuharto.com/catalog/images/batik/sarung/BHG-012G.jpg" alt="" border="0" /></a>Dari kerjaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitamya abad 17,18 dan 19, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Awalnya <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun perkembangan selanjutnya, pleh masyarakat <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> dikembangkan menjadi komoditi perdagangan<br /><br /><a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.<br /><span class="fullpost"><br />Sedangkan Asal-usul pem<a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a>an didaerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram ke-I dengan raj any a Panembahan Senopati. Daerah pembatikan pertama ialah didesa Plered. Pembatikan pada masa itu terbatas dalam lingkungan keluarga kraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu. Dari sini pembatikan meluas pada trap pertama pada keluarga kraton lainnya yaitu istri dari abdi dalem dan tentara-tentara. Pada upacara resmi kerajaan keluarga kraton baik pria maupun wanita memakai pakaian dengan kombonasi batik dan lurik. Oleh karena kerajaan ini mendapat kunjungan dari rakyat dan rakyat tertarik pada pakaian-pakaian yang dipakai oleh keluarga kraton dan ditiru oleh rakyat dan akhirnya meluaslah pembatikan keluar dari tembok kraton.<br /><br />Akibat dari peperangan waktu zaman dahulu baik antara keluarga raja-raja maupun antara penjajahan Belanda dahulu, maka banyak keluarga-keluarga raja yang mengungsi dan menetap didaerah-daerah baru antara lain ke Banyumas, Pekalongan, dan kedaerah Timur Ponorogo, Tulungagung dan sebagainy a. Meluasny a daerah pembatikan ini sampai kedaerah-daerah itu menurut perkembangan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai abad ke-18. Keluarga-keluarga kraton yang mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan seluruh pelosok pulau Jawa yang ada sekarang dan berkembang menurut alam dan daerah baru itu.<br /><br />Perang Pangeran Diponegoro melawan Belanda, mendesak sang pangeran dan keluarganya serta para pengikutnya harus meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah-daerah baru itu para keluarga dan pengikut pangeran Diponegoro mengembangkan batik.<br /><br />Ke Timur <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> yang telah ada di Mojokerto serta Tulung Agung. Selain itu juga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> berkem-bang di Banyumas, Pekalongan, Tegal, Cirebon.<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:78%;" >sumber: Batik Laksmi.com</span></span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-88859434562066506192009-04-21T19:46:00.005+07:002009-04-24T23:29:56.870+07:00Batik Madura<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1001-madura.com/wp-content/uploads/2009/03/batik-madura-300x265.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 178px; height: 157px;" src="http://1001-madura.com/wp-content/uploads/2009/03/batik-madura-300x265.jpg" alt="" border="0" /></a>Sebagai sebuah bentuk karya seni budaya, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Madura banyak diminati dan digemari oleh konsumen lokal dan interlokal. Dengan bentuk dan motif yang khas <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Madura mempunyai keunikan tersendiri bagi para konsumen. Corak dan ragamnya yang unik dan bebas, sifat produksinya yang personal (dikerjakan secara satuan), masih mempertahankan cara-cara tradisional(ditulis dan diproses dengan cara-cara tradisional) dan senantiasa menggunakan bahan pewarna alami yang ramah dengan lingkungan.Sejarah mencatat Madura adalah produsen <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> dan jamu yang cukup terkenal. Yang membuatnya menjadi seperti itu, barangkali karena kedua komoditas itu menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi masyarakatnya sendiri.<span class="fullpost"><br /><p>Industri kecilyang menjadi kebanggaan daerah ini memang <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a>.Bagi Madura, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> bukan hanya sehelai kain, namun telah menjadi ikon budaya dan sering menjadi objek penelitian banyak institusi. Di berbagai buku <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> terbitan luar negeri, batik Madura menjadi perhatian khusus. Motif dan warna yang tertuang di dalam kain panjang itu, merefleksikan karakter masyarakatnya. Khususnya <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> buatan Tanjung Bumi di Kabupaten Bangkalan.Tidak hanya di Tanjung Bumi saja, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> telah menjadi nilai seni budaya Indonesia di mata asing. Bahkan pakaian atau baju batik menjadi bagian dari pakaian resmi di Indonesia. Tidak jarang kita menemukan atau bahkan sering, para undangan, pejabat mengenakan pakaian batik pada acara resmi keluarga, negara dan lain sebagainya.</p> <p>Intinya, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> dengan bentuk dan corak yang berbeda, baik itu batik Madura, batik pekalongan, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> jawa, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> jogja,<a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> solo dan batik-batik daerah lain adalah karya seni budaya tinggi yang perlu untuk dipertahankan, dilestarikan, dikembangkan sehingga menjadi asset berharga bangsa ini dimata internasional.</p> Coba kita bayangkan bagaimana seandainya pakaian jas yang kini menjadi pakaian resmi kenegaraan di penjuru dunia, diganti dengan pakaian <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Madura atau batik Indonesia ? sungguh ini adalah suatu hal yang mungkin akan terjadi jika kita bisa mengembangkan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Madura atau batik Indonesia secara professional.<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:78%;" >sumber : 1001 Madura.com</span></span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-103925761663173852009-04-20T00:54:00.005+07:002009-04-26T19:13:02.561+07:00Batik Minangkabau<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://id.indonesian-craft.com/images.php/gambar/article/content/598/009c4c49c6d7454d5ab96f74812faa23/"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 181px; height: 229px;" src="http://id.indonesian-craft.com/images.php/gambar/article/content/598/009c4c49c6d7454d5ab96f74812faa23/" alt="" border="0" /></a><a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> Minangkabau ini disebut batik tanah liek, karena <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> yang asalnya dari Sumatera Barat itu salah satu pewarnanya adalah <em>tanah liek</em>, yaitu tanah liat. Ada bermacam-macam sumber pewarna alam lainnya. Ada yang dari kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, daun jerame dan masih banyak akar-akar lainnya yang juga digunakan.<br /><br /><a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> Tanah Liek menurut sejarahnya berasal dari Cina yang dibawa oleh pedagang Cina. Karena indahnya wanita Minang memanfaatkan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> ini untuk selendang. Harganya tergolong mahal Sehingga hanya digunakan pada acara-acara tertentu saja. Pada acara itu pun hanya dipakai oleh ninik mamak dan bundo kanduang, atau panutan adat. Selendang ini selalu dipertahankan oleh orang Minang sebagai kerajinan peninggalan nenek moyang.<span class="fullpost"><br /><p align="justify"> Jika <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> daerah lain banyak mengadopsi motif-motif flora, motif batik tanah liek Pessel banyak terinspirasi dari binatang-binatang laut seperti, kuda laut, dan biota lain. Hal ini kata Ketua Dekranasda Pessel Ny Wartawati Nasrul Abit disebabkan topografi daerah tersebut yang terletak di pesisir pantai sehingga masyarakatnya sangat akrab dan dekat dengan laut. Sehingga biota laut yang beranekaragam dan memiliki keindahan tersendiri menjadi inspirasi untuk menciptakan karya seni atau kerajinan tangan seperti <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a>. </p> <p align="justify"> “Batik Pessel ada 9 motif, 6 motif laut dan 1 motif flora, yakni kaluak paku untuk pinggir kain,” kata Wartawati yang getol mengangkat potensi daerah ini ke dunia luar didampingi pengurus Dekranasda, Suryani. Sejarah batik tanak liek Pessel berawal sejak zaman dulu, saat <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> berupa selendang dipakai hanya untuk acara adat. Warna batik hanya ada dua, warna tanah dan hitam. </p> <p style="text-align: left;"> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.berani.co.id/Artikel/batikLiek.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 120px; height: 100px;" src="http://www.berani.co.id/Artikel/batikLiek.jpg" alt="" border="0" /></a>Warna tanah didapatkan dari merendam kain dalam larutan tanah liat. Sedangkan warna hitam diperoleh dari larutan kulit jengkol yang direndam dalam air. Seiring perkembangan zaman, dan tuntuan pasar, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> tanak liek Pessel berkembang menjadi aneka fashion seperti baju stelan, pakaian gamis, jilbab dan kemeja atau baju koko untuk laki-laki. Warna pun kian beragam sesuai selera pasar. </p> Ada warna-warna cerah, seperti merah, merah muda, biru, hijau hingga warna-warna soft dan perpaduan warna yang cantik. Dasar kain tidak hanya sutera yang ringan dan nyaman tapi juga ada santung dobi dan lainnya. Hingga kini <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> tanah liek Pessel sudah berkibar di mana-mana, baik di nusantara maupun mancanegara.</span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-44312771282757245802009-04-20T00:38:00.004+07:002009-04-24T23:21:35.655+07:00Batik PekalonganMeskipun tidak ada catatan resmi kapan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.<br /><br /> Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a>.<span class="fullpost"><br /><br /> Ke timur <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.<br /><br /> Seiring berjalannya waktu, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.<br /><br />Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a>, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> dari masa ke masa.<br /><br /> <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.<br /><br /> Pasang surut perkembangan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a>. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai KOTA BATIK. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.<br /> <br /> Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan.<br /><br /><img style="width: 182px; height: 136px;" alt="http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/patterns%20(design%20elements)/desi/2006/jiunkpe-ns-patterns%20(design%20elements)-2006-41405045-3929-batik_pekalongan-resource1-preview.jpg" src="http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/patterns%20%28design%20elements%29/desi/2006/jiunkpe-ns-patterns%20%28design%20elements%29-2006-41405045-3929-batik_pekalongan-resource1-preview.jpg" /><br /><br /><div id="attachment_570" class="wp-caption alignright" style="width: 230px;"><a href="http://sudewi2000.files.wordpress.com/2008/11/batik-pekalongan-sarong2-imagesgooglecoid.jpg"><img style="width: 181px; height: 165px;" class="size-full wp-image-570" title="batik-pekalongan-sarong2-imagesgooglecoid" src="http://sudewi2000.files.wordpress.com/2008/11/batik-pekalongan-sarong2-imagesgooglecoid.jpg?w=220&h=201" alt="Warisan Budaya yang Patut Dipertahankan (foto www.images.google.co.id" /></a></div><br /><br /><p style="text-align: left;"><a href="http://lovejournal.widjanarti.com/wp-content/uploads/2008/04/dsc00988.JPG" title="Motif Batik Madura favoritku"><img style="width: 186px; height: 140px;" src="http://lovejournal.widjanarti.com/wp-content/uploads/2008/04/dsc00988.JPG" alt="Motif Batik Madura favoritku" /></a></p></span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-69358555773583038532009-04-19T18:54:00.006+07:002009-04-24T23:17:20.838+07:00Batik CirebonanDaerah sentra produksi <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebon berada di desa Trusmi Plered Cirebon yang konon letaknya di luar Kota Cirebon sejauh 4 km menuju arah barat atau menuju arah Bandung. Di desa Trusmi dan sekitarnya terdapat lebih dari 1000 tenaga kerja atau pengrajin batik. Tenaga kerja <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> tersebut berasal dari beberapa daerah yang ada di sekitar desa Trusmi, seperti dari desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali dan Kalitengah.<br /><br />Secara umum <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebon termasuk kedalam kelompok batik Pesisiran, namun juga sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> keraton. Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki dua buah keraton yaitu Keratonan Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon berdasarkan sejarah dari dua keraton ini muncul beberapa desain batik Cirebonan Klasik yang hingga sekarang masih dikerjakan oleh sebagian masyarakat desa Trusmi diantaranya seperti motif Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo dan lain-lain.<br /><br />Beberapa hal penting yang bisa dijadikan keunggulan atau juga merupakan ciri khas yang dimiliki oleh <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebon adalah sbb:<span class="fullpost"><br /><br />a.Desain <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebonan yang bernuansa klasik tradisional pada umumnya selalu mengikut sertakan motif wadasan (batu cadas) pada bagian-bagian motif tertentu. Disamping itu terdapat pula unsur ragam hias berbentuk awan (mega) pada bagian-bagian yang disesuaikan dengan motif utamanya.<br /><br />b.Batik Cirebonan klasik tradisional selalu bercirikan memiliki warna pada bagian latar (dasar kain) lebih muda dibandingkan dengan warna garis pada motif utamanya.<br /><br />c.Bagian latar atau dasar kain biasanya nampak bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki pada proses pembuatan. Noda dan warna hitam bisa diakibatkan oleh penggunaan lilin batik yang pecah, sehingga pada proses pewarnaan zat warna yang tidak dikehendaki meresap pada kain.<br /><br />d.Garis-garis motif pada <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5 mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebon unggul dalam penutupan (<em>blocking area</em>) dengan menggunakan canting khusus untuk melakukan proses penutupan, yaitu dengan menggunakan canting tembok dan bleber (terbuat dari batang bambu yang pada bagian ujungnya diberi potongan benang-benang katun yang tebal serta dimasukkan pada salah satu ujung batang bambu).<br /><br />e.Warna-warna dominan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebonan klasik tradisional biasanya memiliki warna kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan dasar warna kain krem atau putih gading.<br /><br />f.<a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> Cirebonan cenderung memilih sebagian latar kainnya dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ragam hias berbentuk tanahan atau rentesan (ragam hias berbentuk tanaman ganggeng). Bentuk ragam hias tanahan atau rentesan ini biasanya digunakan oleh <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a>-batik dari Pekalongan.<br /><br />Masih dengan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebonan, namun mempunyai ciri yang berbeda dengan yang sebelumnya yaitu kelompok <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebonan Pesisiran. Batik Cirebonan Pesisiran sangat dipengaruhi oleh karakter masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing. Perkembangan pada masa sekarang, pewarnaan yang dimiliki oleh <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebonan lebih beraneka warna dan menggunakan unsur-unsur warna yang lebih terang dan cerah, serta memiliki bentuk ragam hias yang bebas dengan memadukan unsur binatang dan bentuk-bentuk flora yang beraneka rupa.<br /><br />Pada daerah sekitarpelabuhan biasanya banyak orang asing yang singgah, berlabuh hingga terjadi perkawinan etnis yang berbeda (<em>asimilasi</em>), maka <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebonan Pesisiran lebih cenderung menerima pengaruh budaya dari luar yang dibawa oleh pendatang. Sehingga <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebon yang satu ini lebih cenderung untuk bisa memenuhi atau mengikuti selera konsumen dari berbagai daerah (lebih kepada pemenuhan komoditas perdagangan dan komersialitas), sehingga warna-warna batik Cirebonan Pesisiran lebih atraktif dengan menggunakan banyak warna. Produksi batik Cirebonan pada masa sekarang terdiri dari batik Tulis, batik Cap dan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> kombinasi tulis cap. Pada tahun 1990 – 2000 ada sebagian masyarakat pengrajin batik Cirebonan yang memproduksi kain bermotif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Cirebonan dengan teknik sablon tangan (<em>hand printing</em>), namun belakangan ini teknik sablon tangan hampir punah, dikarenakan kalah bersaing dengan teknik sablon mesin yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang lebih besar. Pertumbuhan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> Trusmi nampak bergerak dengan cepat mulai tahun 2000, hal ini bisa dilihat dari bermunculan showroom-showroom batik yang berada di sekitar jalan utama desa Trusmi dan Panembahan. Pemilik showroom batik Trusmi hampir seluruhnya dimiliki oleh masyarakat Trusmi asli walaupun ada satu atau dua saja yang dimiliki oleh pemilik modal dari luar Trusmi. Contoh Koleksi Batik Cirebonan:<br /><br /><a href="http://netsains.com/wp-content/uploads/2008/07/ganggengan.jpg" onclick=""><img style="width: 207px; height: 138px;" class="alignnone size-medium wp-image-520" title="ganggengan" src="http://netsains.com/wp-content/uploads/2008/07/ganggengan-300x199.jpg" alt="" /></a><p></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""><span style=""><span style=""> </span><span style="font-size:85%;">Batik Komar</span></span><span style="font-size:85%;"><span style=""> <span style=""> </span></span></span><span style=""><span style="font-size:85%;">Motif Ganggengan</span> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""> </p><p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><a href="http://netsains.com/wp-content/uploads/2008/07/singapayung.jpg" onclick=""><img style="width: 213px; height: 211px;" class="alignnone size-medium wp-image-519" title="singapayung" src="http://netsains.com/wp-content/uploads/2008/07/singapayung-300x297.jpg" alt="" /></a></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""><span style=""><span style=""> </span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=""><span style=""><span style=""> </span><span style="font-size:85%;">Batik Komar<span style=""> Motif Singa Payung</span></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style=""><a href="http://www.cirebonarts.com/images/mega1.jpg" target="_blank"><img style="width: 231px; height: 231px;" src="http://www.cirebonarts.com/images/mega.png" border="0" /></a></p><p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size:85%;">Batik Mega Mendung</span></p><p class="MsoNormal" style=""><span style="margin-top: 0px; text-align: center; font-style: italic; letter-spacing: 0.5em; font-weight: bold;font-size:18;" ></span><a href="http://www.cirebonarts.com/images/batik.jpg" target="_blank"><img src="http://www.cirebonarts.com/images/batik.png" border="0" /></a></p><p class="MsoNormal" style=""><span style=""><span style=""><span style=""><span style="color: rgb(102, 102, 102);font-size:78%;" ><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-size:85%;" >Batik Wilejeung Rawuh</span></span></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style=""><span style=""><span style=""><span style=""><span style="color: rgb(102, 102, 102);font-size:78%;" ><span style="font-style: italic;">sumber : </span><a style="font-style: italic;" href="http://netsains.com/">netsains.com</a></span><br /></span></span></span></p></span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-14542063434203494402009-04-14T23:05:00.013+07:002009-05-09T02:17:29.610+07:00Aku Cinta Batik<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDTP18NR-Cz8zFTQLp2Xsp7gOLUT_m_J4TfScdFmtuujFsbrx8viV6xD_2M2Pgqcnd4-umqmPFcEhskuyYxushhrbqruuOELlqltzyrLtM_uE-5znxSKY_dSqP080Lvq2MokZBMseTw_A/s1600-h/batik.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 369px; height: 249px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDTP18NR-Cz8zFTQLp2Xsp7gOLUT_m_J4TfScdFmtuujFsbrx8viV6xD_2M2Pgqcnd4-umqmPFcEhskuyYxushhrbqruuOELlqltzyrLtM_uE-5znxSKY_dSqP080Lvq2MokZBMseTw_A/s400/batik.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5325239593152731970" border="0" /></a><br /></div><span style="font-style: italic;">Aku Cinta <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a>. Batik oh <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">Batik</a>..... dari tangan seorang wanita tua kau diciptakan, tanpa mengenal lelah keindahannmu menjadi pujaan semua orang... corakmu melambangkan kebanggaan dan ekspresi bagi yang menggunakanmu.</span><br /><br />Dari tempo doeloe <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">batik</a> merupakan pakai resmi petinggi-petinggi negara. mulai dari jaman belanda sampai jaman sekarang. tak pelak lagi <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">batik</a> menjadi incaran bayak orang, baik wanita mau pun pria, anak-anak bahkan motor, sepatu, jaket juga ada yang bermotif batik. Entah itu karna <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">batik</a> sedang ngetren atau sekedar berekspresi.<br /><span class="fullpost"><br />Sekarang <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">batik</a> tidak hanya digunakan untuk acara-acara resmi seperti acara resepsi pernikahan, acara kepresidenan tetapi juga <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">batik</a> telah digunakan sebagai pakaian wajib disetiap instansi-instansi pemerintahan dan swasta. dari ilustrasi diatas anda bisa melihat dua orang yang menggunakan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">batik</a> dalam bekerja. Selain jenisnya beragam motifnya tidak kalah moderen dengan pakaian lain. jadi kita tidak perlu segan mengenakan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/aku-cinta-batik.html">batik</a> dalam situasi apapun.</span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-75282745414866464502009-04-14T00:10:00.005+07:002009-04-26T19:14:25.170+07:00Batik<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e7/Batik_Indonesia.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 183px; height: 274px;" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e7/Batik_Indonesia.jpg" alt="" border="0" /></a><a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik". Kata <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan "malam" (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya "wax-resist dyeing".<br /><br /><a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "<a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.<br /><br />Ragam corak dan warna <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.<br /><span class="fullpost"><br />Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a>. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> yang sangat terkenal di dunia adalah <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.<br /><br />Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> keluarga tertentu. Beberapa motif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.<br /><br /><a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.<br /><br /><span style="font-size:78%;"><span style="font-style: italic;">sumber : wikipedia.org</span></span></span>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4683971461178665464.post-78335229845165496512009-04-14T00:00:00.001+07:002009-04-24T23:08:38.987+07:00Jenis batik<ul><li><a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.</li><li><a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">Batik</a> cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga" title="Tembaga">tembaga</a>). Proses pembuatan <a href="http://aku-cinta-batik.blogspot.com/2009/04/aku-cinta-batik.html">batik</a> jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.</li></ul> <table class="gallery" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr> <td> <div class="gallerybox" style="width: 155px;"> <div class="thumb" style="padding: 28px 0pt; width: 150px;"> <div style="margin-left: auto; margin-right: auto; width: 120px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Batik_Tiga_Negeri-_Lasem-_tulis-_natural_dye.jpg" class="image" title="Batik Tiga Negeri- Lasem- tulis- natural dye.jpg"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/c/c5/Batik_Tiga_Negeri-_Lasem-_tulis-_natural_dye.jpg/120px-Batik_Tiga_Negeri-_Lasem-_tulis-_natural_dye.jpg" width="120" border="0" height="90" /></a></div> </div> <div class="gallerytext"> <p>Batik Tiga Negeri</p> </div> </div> </td> <td> <div class="gallerybox" style="width: 155px;"> <div class="thumb" style="padding: 28px 0pt; width: 150px;"> <div style="margin-left: auto; margin-right: auto; width: 120px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Batik_Jawa_Hokokai-_Pekalongan-_tulis-_mixed_dye.jpg" class="image" title="Batik Jawa Hokokai- Pekalongan- tulis- mixed dye.jpg"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/8/87/Batik_Jawa_Hokokai-_Pekalongan-_tulis-_mixed_dye.jpg/120px-Batik_Jawa_Hokokai-_Pekalongan-_tulis-_mixed_dye.jpg" width="120" border="0" height="90" /></a></div> </div> <div class="gallerytext"> <p>Batik Jawa Hokokai 1942-1945</p> </div> </div> </td> <td> <div class="gallerybox" style="width: 155px;"> <div class="thumb" style="padding: 28px 0pt; width: 150px;"> <div style="margin-left: auto; margin-right: auto; width: 120px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Batik_Buketan%27%27-_Pekalongan-_tulis-_chemical_dye.jpg" class="image" title="Batik Buketan''- Pekalongan- tulis- chemical dye.jpg"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/5/51/Batik_Buketan%27%27-_Pekalongan-_tulis-_chemical_dye.jpg/120px-Batik_Buketan%27%27-_Pekalongan-_tulis-_chemical_dye.jpg" width="120" border="0" height="90" /></a></div> </div> <div class="gallerytext"> <p>Batik Buketan asal Pekalongan dengan desain pengaruh Eropa</p> </div> </div> </td> <td> <div class="gallerybox" style="width: 155px;"> <div class="thumb" style="padding: 28px 0pt; width: 150px;"> <div style="margin-left: auto; margin-right: auto; width: 120px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Batik_Buketan%27%27-_Pekalongan-_tulis-_mixed_dye.jpg" class="image" title="Batik Buketan''- Pekalongan- tulis- mixed dye.jpg"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/9/96/Batik_Buketan%27%27-_Pekalongan-_tulis-_mixed_dye.jpg/120px-Batik_Buketan%27%27-_Pekalongan-_tulis-_mixed_dye.jpg" width="120" border="0" height="90" /></a></div> </div> <div class="gallerytext"> <p>Batik Buketan</p> </div> </div> </td> </tr> <tr><td style="vertical-align: top;"><br /></td></tr><tr> <td> <div class="gallerybox" style="width: 155px;"> <div class="thumb" style="padding: 28px 0pt; width: 150px;"> <div style="margin-left: auto; margin-right: auto; width: 120px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Batik_Lasem%27-_Lasem-_tulis-_mixed_dye.jpg" class="image" title="Batik Lasem'- Lasem- tulis- mixed dye.jpg"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/44/Batik_Lasem%27-_Lasem-_tulis-_mixed_dye.jpg/120px-Batik_Lasem%27-_Lasem-_tulis-_mixed_dye.jpg" width="120" border="0" height="90" /></a></div> </div> <div class="gallerytext"> <p>Batik Lasem</p> </div> </div></td></tr></tbody></table>Lukmanul Hakimhttp://www.blogger.com/profile/04575686842981507196noreply@blogger.com1